Ternate, intronusantara â Proses perbaikan jalan di Kampus Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, mendapat sorotan tajam dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Ternate.
Perbaikan jalan di kampus tersebut yang bertepatan dengan Ujian Akhir Semester (UAS) dinilai menimbulkan persoalan serius yang dapat menggangu proses perkuliahan yang sedang berlangsung.
Ketua Ranting FMN Unkhair, Malik Lamijon, menyampaikan meski pembangunan merupakan bagian dari peningkatan kualitas di lingkungan kampus, namun pelaksanaannya tidak terlepas dari konteks utama universitas sebagai ruang akademik yang menuntut keteraturan, ketenangan, dan kenyamanan untuk meningkatkan proses belajar mengajar.
Baca juga:
Mahasiswa di Ternate Gelar Diskusi 1 Desember, Soroti Isu Hak Penentuan Nasib Sendiri bagi Bangsa West Papua
Dititik yang sangat krusial ini, kata Malik, mahasiswa membutuhkan konsentrasi. Apalagi ujian bukan hanya sekedar rutinitas administrasi, melainkan evaluasi dan pencapaian belajar dalam satu semester penuh.
“Kondisi ini, mengganggu mahasiswa ketika melewati jalan menuju ruang kuliah. Bahkan suara alat berat ditambah dengan debu proyek tersebut,” kata Malik, Rabu (10/12/2025).
Ia menuturkan banyak mahasiswa gagal fokus saat mengerjakan soal ujian akibat suara alat berat. Sementara dosen pengawas tidak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal karena kondisi yang kurang kondusif.
Lanjut Malik, pendidikan tidak bisa dianggap enteng karena mahasiswa memiliki hak untuk mengikuti ujian dengan kondisi yang layak dan adil.
“Ketidaknyamanan ini disebabkan oleh kebijakan institusional yang tidak tepat waktu, maka tanggung jawab moral dan administrasi seharusnya berada di pihak pengelolah kampus,”tambahnya.
Baca juga:
Mahasiswa KKSD Kenalkan PHBS di TK Fagawenek, Anak-anak Belajar Sambil Menggambar
Ia menjelaskan dalam manajemen pendidikan, pembangunan sejatinya harus memperhatikan kalender akademik agar tidak bertentangan dengan universitas sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya yang berkualitas.
“Kampus bukan hanya sekedar bangunan fisik yang dapat dilakukan seperti proyek pada umumnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Malik mengatakan jika pembangunan tetap dipaksakan, maka aspek administrasi dan fisik lebih diutamakan dibandingkan subtansi akademik.
“Proyek ini harusnya dikerjakan saat ruang akademik tidak berada di fase yang sangat penting atau libur kuliah,” pungkasnya.
Ia juga menambahkan pembangunan dan pendidikan tidak harus diperdebatkan, tetapi diselaraskan.
Selain itu, ia juga mendesak agar Universitas Khairun Ternate mampu menempatkan kepentingan akademik sebagai prioritas utama.
Baca juga:
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Sukses Gelar Kuliah Tamu Bertajuk â Industri Media di Era Digital, Antara Peluang dan Tantanganâ
“Jika pembangunan menghambat proses belajar-mengajar di tengah Ujian Akhir Semester (UAS), segera melakukan evaluasi menyeluruh. Karena kampus yang berkembang tidak diukur dengan infrastruktur yang mewah, melainkan sejauh mana kampus memberikan hak belajar secara adil, nyaman, dan bermartabat,â tegasnya.
(Abi/Red)
