Warga Adat Umiyal Bakar 5 Unit Rumah yang Dibangun Pemkab Raja Ampat di Pulau Sain

Halmahera Tengah, Intronusantara — Masyarakat adat Desa Umiyal, Kecamatan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, melakukan aksi pembakaran lima unit rumah yang di bangun oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, di Pulau Sain.

Aksi ini di picu oleh klaim Pemda Raja Ampat dan Pemprov Papua Barat Daya terhadap ketiga pulau, yakni Pulau Sain, Piyay, dan Kias.

Klaim tersebut menimbulkan penolakan keras dari masyarakat di Halmahera Tengah, khususnya warga Desa Umiyal.

5 unit rumah yang dibakar warga Desa Umiyal

Baca Juga:

Masyarakat Adat Pulau Umiyal Menolak Keras Pengambilalihan Tiga Pula Oleh Pemda Papua Barat Daya

Dalam sebuah video yang beredar, terlihat Kepala Desa Umiyal Buhari Gasim bersama Ketua BPD dan ratusan warga menyatakan sikap dengan membakar rumah-rumah tersebut.

“Hari ini kami menyatakan sikap bersama untuk membakar lima unit rumah yang dibangun oleh Pemda Raja Ampat di Pulau Sain,” ujar Ketua BPD dalam video itu, Sabtu 20 September 2025.

Masyarakat adat Desa Umiyal menegaskan Pulau Sain merupakan wilayah adat mereka. Penegasan ini merujuk pada sejumlah keputusan resmi, di antaranya Kepmendagri Nomor 130/296/PJM Tahun 2011, Kepmendagri Nomor 050-145 Tahun 2022, dan Kepmendagri Nomor 300.2.2-2188 Tahun 2025 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode Data Wilayah Administrasi dan Pulau. Dalam aturan tersebut, Pulau Sain, Piyay, dan Kias masuk dalam administrasi Kabupaten Halmahera Tengah.

Proses 5 unit rumah dibakar warga

Baca Juga:

Polemik Pulau Sain Kembali Mencuat, Pemda Papua Barat Daya Berkunjung ke Pulau Sain: Ada Apa?

Selain itu, Keputusan Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 51 Tahun 2021 tentang Penetapan Nama Rupabumi, serta Keputusan Kesultanan Tidore Nomor 25/ST/VII/2010 juga mempertegas bahwa Pulau Sain merupakan bagian dari wilayah adat Desa Umiyal.

Warga juga membakar bangunan dapur wisata penyu yang di bangun Pemkab Raja Ampat sejak 2006.

Dapur wisata penyuh yang di bangun Pemkab Raja Ampat sejak 2006 juga di bakar oleh warga

“Ini adalah dapur wisata penyu. Dapur ini di bakar sebagai bentuk kekecewaan masyarakat adat Desa Umiyal setelah mendengar pernyataan Wakil Bupati Raja Ampat dan Gubernur Papua Barat Daya yang ingin mengambil Pulau Sain, Piyay, dan Kias,” kata Ketua BPD dalam pernyataan sikapnya.

Baca Juga:

Presiden Prabowo Kunjungi Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka

Masyarakat Umiyal menegaskan akan terus mempertahankan ketiga pulau tersebut. “Kami akan selalu berjuang, sekalipun darah menetes di Pulau Sain, Piyay, dan Kias. Hingga kapan pun kami tetap bersikeras berdiri di tanah ini,” tegasnya. (Abi)

 

**) Ikuti berita terbaru intronusantara di WhatsApp klik link ini dan jangan lupa di follow.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *